JellyPages.com

Kamis, 21 Juli 2016

Menikmati Kritikan



Kejernihan atau kekotoran hati manusia akan tampak saat ia dihadapkan dengan berbagai kritik, celaan bahkan gunjingan. Sebab manusia sejatinya diciptakan dengan berbabagi karakter.
Orang yang kotor hatinya, seketika akan turun kepercayaan diri dan semangatnya saat mendengar banyak kritikan menghujani dirinya. Ia menjadi tidak siap apabila dihadapka dengan kondisi seperti itu. Lain halnya dengan orang yang tinggi akhlak dan jernih hatinya, ia tidak akan mempermasalahkan perkataan dari orang lain tapi malah menikmatinya layaknya hidangan lezat. Ia sadar bahwa tidak semua orang baik itu tidak memiliki salah dan tidak semua orang buruk tidak memiliki kebaikan. Toh didunia ini ia tidak hidup sendiri. Dan semua yang terjadi tidak luput dari izin Allah.
Jika kita mau berpikir terbuka, tersimpah hikmah yang mendalam didalamnya. Itu merupakan suatu bukti dari Allaah kalau Dia menyayangi kita. Makanya, Dia bukakan aib kita lewat perantara orang lain. Terkadang lewat nasihat yang halus, adakalanya dalam obrolan bahkan guyonan dengan teman. Tetapi bisa juga dengan cacian yang kejam, pedas dan menyakitkan.  Hal itu pun dapat berasal dari siapa saja, orang tua, guru, ulama’, sahabat, adik, tetangga atau musuh. Tujuannya agar kita mau berbenah diri dan menempatkan diri. Dan patut kita sadar, ternyata mereka adalah “guru” yang mengajarkan kepada kita tentang keikhlasan, kesabaran dan ketawadhu’an.
Ingatlah pesan dari Sayyidina Ali ra., “Lihatlah apa yang dibicarakan, dan jangan lihat siapa yang berbicara.” Alangkah baiknya jika kita mencerna lebih dulu apa yang orang lain bicarakan, tidak malah ditelan mentah. Ingat juga dengan kalam-Nya, “Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu, maka dari itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali Imron : 147). Yang baik diambil, yang buruk dibuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar