JellyPages.com

Kamis, 21 Juli 2016

Manusia Bertubuh Besar yang Kejam



Pada masa jahiliyah, sebelum Islam datang, bangsa Arab terkenal dengan kebiadaban, kekejaman dan kejahiliyahannya. Dalam suatu kisah diceritakan tentang salah seorang pria yang pada masa itu sangat menonjol kekejaman dan kejahiliyahannya. Ia bertubuh besar dan suka berjudi.
Suatu hari, ia melakukan perjalanan bersama teman-temannya. Di tengah jalan mereka melihat seorang perempuan yang sedang hamil. Pria tersebut lalu mengajak teman-temannya untuk taruhan, apakah perempuan itu mengandung anak laki-laki atau perempuan. Untuk membuktikan hasilnya, pria itu dengan santai merobek perut si perempuan hamil tersebut.
Dalam kisah lain diceritakan, ia minum arak dengan batok kepala manusia sebagai cawannya. Saking kejamnya, pria itu dikenal di setiap penjuru dan sangat ditakuti.
Suatu saat, istrinya yang tengah hamil melahirkan seorang anak perempuan. Malangnya,  pada saat itu, masyarakatnya merasa hina jika mempunyai anak perempuan. Sehingga, fakta tentang anak perempuan itu disembunyikan oleh si istri. Oleh ibunya, anak itu dikenakan pakaian layaknya anak laki-laki. Banggalah si pria bertubuh besar itu.
Saat anaknya mulai beranjak remaja, pria itu mengajak anaknya berburu. Ketika berburu, sang anak minta izin untuk buang air kecil. Si pria akhirnya mengetahui yang sebenarnya bahwa anaknya adalah perempuan. Pria itu geram dan seketika menggali lubang. Sesekali, anaknya disuruh melihat kedalamannya. Menggali dan menggali lagi. Hingga kedalamannya dirasa cukup, si anak yang tidak tahu tentang maksud ayahnya mau saja disuruh masuk dan dikuburlah ia hidup-hidup.
Siapakah pria sekejam ini?
Pria ini adalah Umar bin Khattab di masa jahiliyah.
Lelaki yang awalnya terkenal sangat menakutkan ini, setelah masuk Islam dikenal dengan pribadi yang penyayang, santun, peduli, mengayomi, berwibawa, adil dan tegas, tersebutlah ia dengan julukan Al-Faruq (pembeda).
Setelah mendapat hidayah, ia berusaha memperbaiki segala kesalahannya. Ia datangi semua tempat yang pernah ia lakukan kejahatan disana dan mengubahnya menjadi tempat yang penuh dengan kedamaian, kebaikan. Ia temui setiap orang yang pernah dibuatnya menderita kala itu dengan berusaha membayar seluruh kesalahannya dengan kebaikan. Hampir setiap hari ia menangis mengenang kejahiliyahannya dan berusaha memperbaiki diri.
Setelah Rasulullah SAW. dan Abu Bakar wafat, Umar bin Khattab diangkat sebagai khalifah yang kedua. Kepemimpinannya tercatat dalam sejarah sebagai kepemimpinan yang paling maju dan menakjubkan. Meskipun berkuasa, ia hidup dengan sangat sederhana. Setiap malam, ia berkeliling negeri untuk melihat bagaimana kehidupan rakyatnya. Saat sampai di depan pintu rumah salah satu rakyatnya, ia mendengar suara tangis anak kecil di dalamnya. Anak itu terdengar merengek meminta makanan kepada ibunya. Tapi tidak kunjung diberi, sampai suara tangis anak itu memekik di tengah malam. Mendengar suara itu, Umar terhenyak. Merasa bersalah karena ada rakyatnya yang kelaparan. Sebagai bentuk permintaan maaf, Umar rela menggotong sendiri karung makanan ke rumah miskin itu. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar