Pada
masa jahiliyah, sebelum Islam datang, bangsa Arab terkenal dengan kebiadaban,
kekejaman dan kejahiliyahannya. Dalam suatu kisah diceritakan tentang salah
seorang pria yang pada masa itu sangat menonjol kekejaman dan kejahiliyahannya.
Ia bertubuh besar dan suka berjudi.
Suatu
hari, ia melakukan perjalanan bersama teman-temannya. Di tengah jalan mereka
melihat seorang perempuan yang sedang hamil. Pria tersebut lalu mengajak
teman-temannya untuk taruhan, apakah perempuan itu mengandung anak laki-laki
atau perempuan. Untuk membuktikan hasilnya, pria itu dengan santai merobek
perut si perempuan hamil tersebut.
Dalam
kisah lain diceritakan, ia minum arak dengan batok kepala manusia sebagai cawannya.
Saking kejamnya, pria itu dikenal di setiap penjuru dan sangat ditakuti.
Suatu
saat, istrinya yang tengah hamil melahirkan seorang anak perempuan.
Malangnya, pada saat itu, masyarakatnya
merasa hina jika mempunyai anak perempuan. Sehingga, fakta tentang anak
perempuan itu disembunyikan oleh si istri. Oleh ibunya, anak itu dikenakan
pakaian layaknya anak laki-laki. Banggalah si pria bertubuh besar itu.
Saat
anaknya mulai beranjak remaja, pria itu mengajak anaknya berburu. Ketika
berburu, sang anak minta izin untuk buang air kecil. Si pria akhirnya
mengetahui yang sebenarnya bahwa anaknya adalah perempuan. Pria itu geram dan
seketika menggali lubang. Sesekali, anaknya disuruh melihat kedalamannya.
Menggali dan menggali lagi. Hingga kedalamannya dirasa cukup, si anak yang
tidak tahu tentang maksud ayahnya mau saja disuruh masuk dan dikuburlah ia
hidup-hidup.
Siapakah
pria sekejam ini?
Pria
ini adalah Umar bin Khattab di masa jahiliyah.
Lelaki
yang awalnya terkenal sangat menakutkan ini, setelah masuk Islam dikenal dengan
pribadi yang penyayang, santun, peduli, mengayomi, berwibawa, adil dan tegas,
tersebutlah ia dengan julukan Al-Faruq (pembeda).
Setelah
mendapat hidayah, ia berusaha memperbaiki segala kesalahannya. Ia datangi semua
tempat yang pernah ia lakukan kejahatan disana dan mengubahnya menjadi tempat
yang penuh dengan kedamaian, kebaikan. Ia temui setiap orang yang pernah
dibuatnya menderita kala itu dengan berusaha membayar seluruh kesalahannya
dengan kebaikan. Hampir setiap hari ia menangis mengenang kejahiliyahannya dan
berusaha memperbaiki diri.
Setelah
Rasulullah SAW. dan Abu Bakar wafat, Umar bin Khattab diangkat sebagai khalifah
yang kedua. Kepemimpinannya tercatat dalam sejarah sebagai kepemimpinan yang
paling maju dan menakjubkan. Meskipun berkuasa, ia hidup dengan sangat
sederhana. Setiap malam, ia berkeliling negeri untuk melihat bagaimana
kehidupan rakyatnya. Saat sampai di depan pintu rumah salah satu rakyatnya, ia
mendengar suara tangis anak kecil di dalamnya. Anak itu terdengar merengek
meminta makanan kepada ibunya. Tapi tidak kunjung diberi, sampai suara tangis
anak itu memekik di tengah malam. Mendengar suara itu, Umar terhenyak. Merasa
bersalah karena ada rakyatnya yang kelaparan. Sebagai bentuk permintaan maaf,
Umar rela menggotong sendiri karung makanan ke rumah miskin itu. Sekian.