Senyum-senyum semangat itu, terlihat jelas dipelupuk mataku. Dari
saudara-saudara kita yang diberikan keistimewaan tersendiri oleh Allah.
Saudara-saudara dari YPAC Prof. Dr. Soeharso, Surakarta.
Minggu pagi di CFD Jl. Slamet Riyadi, ak benar-benar mera tertampar
oleh kenyataan. Lihat saja mereka, meskipun dengan berjalanpun mereka harus
dibantu dengan kursi roda. Tapi semangat mereka begitu membara. Semangat
melawan keterbatasan dan mengentaskan diri darin ketidakmampuan. Itu jelas mewujud
dalam aksi pentas perkusi mereka.
Saat itu, sang ayah sekaligus motivator mereka, dengan duduk di
kursi roda memanggil salah satu anak bernama Sarah. Dik sarah ini adalah contoh
kecil dari potret kehidupan bahwa dengan keterbatasan tidak lantas menyurutkan
kita untuk bisa berbuat lebih. Aku tak tahu-menahu penyebab apa yang menjadikan
harus terduduk di kursi roda. Namun, perkiraanku, ia terkena polio karena
tubuhnya yang nampak kurus.
Pagi itu bersama kawan-kawan perkusi dari YPAC, dik sarah
melantukan sebuah lagu berbahsa Inggris dengan suara khasnya. Keberanian anak
sekecil itu untuk tampil didepan orang banyak patut untu diapresiasi. Ia tidak
malu, meskipun berkursi roda ia tetap menyanyi sampai lagu selesai dengan
percaya diri. Sontak penontonpun memberikan tepuk tangan yang meriah kepada dik
sarah, termasuk saya yang saat itu juga menyaksikan penampilannya.
Lalu kita yang diberikan kesempurnaan anggota tubuh ini, apa saja
yang sudah kita lakukan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar