Meracik syair cinta
Ketika penyair itu lembut mencipta kata
Bibirku mengatup
Kataku terbujur kaku, tak bergeming
Bagai suara
Aksaraku senyaring hening
Tatkala rona senja menyemburat
Rinduku menjulur runtut
Ke seluruh pelosok negeri zamrud
Terhadap ilusi selembut kabut
Duhai fajar
Cintaku mungkin setertib sang surya terbit
Memendarkan cahaya dari ujung langit
Membersit setiap pematang parit
Meluruh dalam syair cinta berbait
Sebab demikian
Melihat senyummu di senja yang mesra itu
Telah mampu membuatku semangat
Dari seorang Ibu Kartini